Kaedah
dakwah seperti ini sangat mungkin tidak disukai oleh da'i-da'i yang ingin
cepat-cepat memetik buah dari dakwah mereka. Padahal kalau benar-benar mahu
memperhatikan, maka akan dijumpai bahwa semua gerak kehidupan ini harus dijalani
dengan sabar dan bijaksana, baik itu yang berkaitan dengan perniagaan atau
belajar mengajar. Jika demikian, mengapa kita melupakan sunnatullah itu
tatkala mengembang tugas dakwah
Rasulullah
saw. bersabda, "Sesungguhnya agama ini kukuh, maka
bimbinglah orang lain ke dalamnya dengan lembut. Sesungguhnya kuda yang terus
menerus dicambuk, ia tak akan sampai pada tujuan dan ia sendiri akan
mati."...download.
.
.
Kata Dajjal tak tertera dalam
Al-Qur'an, tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahawa sepuluh ayat pertama
dan sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya
Dajjal, jadi menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu.
Mengenai hal ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut:Mungkin orang akan bertanya, jika
sekiranya Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk
menamakan satu bangsa, mengapa Al-Qur'an hanya menyebutkan nama Ya'juj
wa--Ma'juj saja, dan tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah
bahawa kata Dajjal, sebagaimana kami terangkan di atas, ertinya "pembohong" atau
"penipu", dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu, walaupun ia
benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung ...download ebooknya..
Apabila seorang hamba Allah mengalami kesulitan hidup, maka pertama-tama ia cuba mengatasinya dengan upayanya sendiri. Bila gagal ia mencari pertolongan kepada sesamanya, khususnya kepada raja, penguasa, hartawan; atau bila dia sakit, kepada doktor. Bila hal ini pun gagal, maka ia berpaling kepada Khaliqnya, Tuhan Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa, dan berdo'a kepada-Nya dengan kerendah-hatian dan pujian. Bila ia mampu mengatasinya sendiri, maka ia takkan berpaling kepada sesamanya, demikian pula bila ia berhasil kerana sesamanya, maka ia takkan berpaling kepada sang Khaliq.lengkapnya download ebooknya
Beliau dilahirkan pada Bulan Muharram tahun 631
H di perkampungan ‘Nawa’ dari dua orang tua yang shalih. Ketika berusia
10 tahun, beliau sudah memulai hafal al-Qur’an dan membacakan kitab Fiqh pada
sebahagian ulama di sana. Proses pembelajaran ini di kalangan Ahli Hadits lebih
dikenal dengan sebutan ‘al-Qira`ah’.
Mengenai bagaimana beliau memanfa’atkan waktu, seorang muridnya, ‘Ala`uddin bin
al-‘Aththar bercerita, “Pertama beliau dapat membacakan 12 pelajaran setiap
harinya kepada para Syaikhnya beserta syarah dan tash-hihnya; kedua, pelajaran
terhadap kitab ‘al-Wasith’, ketiga terhadap kitab ‘al-Muhadzdzab’, keempat
terhadap kitab ‘al-Jam’u bayna ash-Shahihain’, kelima terhadap kitab ‘Shahih
Muslim’, keenam terhadap kitab ‘al-Luma’ ‘ karya Ibnu Jinny di dalam ilmu Nahwu,
ketujuh terhadap kitab ‘Ishlah al-Manthiq’ karya Ibnu as-Sukait di dalam ilmu
Linguistik (Bahasa), kelapan di dalam ilmu Sharaf, kesembilan di dalam ilmu
Ushul Fiqh, kesepuluh terkadang terhadap kitab ‘al-Luma’ ‘ karya Abu Ishaq dan
terkadang terhadap kitab ‘al-Muntakhab’ karya al-Fakhrur Razy, kesebelas di
dalam ‘Asma’ ar-Rijal’, keduabelas di dalam Ushuluddin. Beliau selalu menulis
syarah yang sulit dari setiap pelajaran tersebut dan menjelaskan kalimatnya
serta meluruskan ejaannya”...Lengkapnya download ebooknya..
|
0 komentar:
Post a Comment