Horus, yang digambar di pusat suatu segitiga di atas
penjuru Piramida Gizeh di Mesir, adalah Matahari yang besar. Seperti halnya
gambar Swastika menunjukkan bahwa itu adalah titik pusat dimana empat tangan
dari Swastika bertemu atau saling menyilang. Pusat ini adalah Tuhan Yang
Maha-kuasa, tak diragukan lagi, Yang keempat tangannya digambarkan sebagai
‘putera’nya, Yang menciptakan alam semesta ini lengkap sempurna. Tetapi ada
beberapa gambar, yang menunjukkan Horus sebagai orang pertama dewa-manusia. Dia
adalah Matahari dan dia juga lelaki yang menunjukkan bahwa dia adalah lakilaki
yang mencelupkan diri dalam warna Allah, dengan sangat khusyuk berbakti
kepada-Nya. Seperti matahari sebagai cermin, demikianlah dia mewarnai dirinya
dengan asma-Nya sebesar mungkin yang bisa dicapai manusia. Karena itu seluruh
kerajaan Ilahi hanya satu Nabi yang dinamai Tuhan Sendiri sebagai
matahari:
“Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutus engkau sebagai
Saksi, dan pengemban kabar baik. dan sebagai juru ingat. Dan sebagai orang yang
mengajak kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai matahari yang menerangi”
(Q.S. 33:45-46).
Sama seperti matahari yang terbit dan semua kegelapan
menyingkir, begitu juga, Nabi Suci dibangkitkan kepada kenabian, kegelapan
jahiliyah menyingkir dari negeri. Sebagai ganti ‘Wadd’ dan sebagainya (banteng,
lelaki, singa dan elang-rajawali), diproklamirkan: “Tidak ada Tuhan selain
Allah”. Dan gambargambar dalam Egyptologi, Manusia laki-laki, Sapi, Elang dan
Singa, atau Adam, Aryih, Shor dan Neshar dari Alkitab dengan benar ditafsirkan
oleh Tuhan, Yang Maha-pemurah, Maha-pengasih dan Yang memiliki Hari Pembalasan,
atau, dengan perkataan lain, Maha-kuasa, Maha-pengasih Bijaksana dalam kasih
sayang dan Maha-adil. Ini adalah empat sifat yang paling menonjol dari Tuhan
yang pada suatu saat diberikan kepada dewa dari batu tetapi sekarang direstorasi
kepada Allah Yang-esa dan Maha-kuasa. Dan diproklamirkan: Ini adalah Tuhan Yang
tidak berputera, dan Dia Sendiri tidak diputerakan. Dia-lah Yang Esa, tetapi
ke-Esa-an-Nya tidak berarti satu dari seri bilangan. Dia bukanlah satu dari
kalkulasi, karena nomor satu, dua, tiga dan seterusnya mempunyai pecahan 1/2,1/3
dan seterusnya dan sebagainya. Keesaan Tuhan ini tidak seperti kesatuan United
States of America, yang terbagi terbagi dalam sejumlah states yang lebih kecil.
Ke-Esa-an Tuhan menurut Islam dan orang yang rasional adalah Tuhan Yang-esa
saja, tidak berputera, tak berbapak, dan tak ada ibu dari Tuhan, dan tak ada
suatupun yang menyerupai-Nya yang tinggal di rumah yang cuma satu. (Q.S. Surat.112).
Sekarang tibalah pertanyaan tentang Horus sang matahari
atau tuhan dari banyak bangsa di dunia. Suatu argumen yang sangat berkesan
diberikan oleh Sulaiman yang agung kepada Ratu Sheba dan ini adalah peringatan
yang kuat kepada Freemanson yang sangat mengagumi Sulaiman. Ya, Ratu Sheba
datang mengunjungi Sulaiman. Dia adalah penyembah matahari. Karena bangsa Mesir
kuno adalah penyembah matahari dan percaya bahwa matahari adalah pencipta
pemelihara dan sebab pertama dari hujan dan kesuburan, maka singgasana Ratu
dihias dalam penyembahan kepada matahari. Sulaiman membuatkan baginya suatu
jalanan dari kaca, dengan air mengalir di bawahnya. Ketika Ratu sampai ke jalan
setapak itu dia terkejut dan gugup bagaimana caranya berjalan di situ yang mesti
melewati air yang melimpah-ruah. Melihat hal ini Sulaiman berkata:
“Sesungguhnya istana itu
berlantaikan kaca yang licin” (Q.S. 27:44).
Jadi dia meyakinkannya, bahwa Tuhan itu kekuatan
sesungguhnya dibalik segala bahasa simbol yang digambarkan di singgasananya.
Jadi Horus kedua, atau Ra, bukanlah pencipta alam
semesta; Perancang sesungguhnya di belakang ini adalah Tuhan. Tetapi, karena
dalam fenomena alam ini matahari merubah cuaca dan menurunkan hujan, cahaya,
kehidupan, menjadi makhluk hidup namun sesungguhnya tunduk kepada hukum alam dan
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha-kuasa, maka, serupa dengan ini, ada satu
matahari ruhani yang disebut dalam ilmu Mesir Kuno ‘Horus’. Misionaris Kristen
memproklamirkan bahwa dia adalah Kristus. Kita tidak berprasangka kepada Yesus.
Kaum muslim beriman kepadanya, dan mengaguminya dari lubuk hatinya. Tetapi
pertanyaannya adalah: Adakah suatu klaim dalam keempat Injil bahwa Yesus sendiri
mengatakan: ‘Akulah matahari alam semesta ini!’? Kata Yesus,’Akulah terang
dunia’, sama dengan perkataannya yang lain,’Kamu adalah terang dunia’(Matius 5:14), dan ‘Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik’(Matius 5:16).
Dia adalah bintang timur, yang terbit di cakrawala untuk
memberi kabar baik bahwa hari terang segera tiba. Bandingkan dengan Cruden’s
concordance: Bintang timur, yang mendahului terbitnya matahari, diberikan
sebagai rancnagan (Wahyu 2:28). Bintang
sebagai orang bijak ini adalah subyek yang banyak diwacanakan (Matius 2:2).
Matahari adalah obyek sesembahan dan pujaan di sebagian
besar dunia. Bangsa Phunisia menyembahnya dengan nama Baal, kaum Moab sebagai
Shemosh, kaum Amonites dengan nama Moloch, dan Bani Israil dengan nama Baal,
raja pemilik langit. Ini disembah tiga kali sehari sebagai Dewa Surya di India
(1), sama dengan yang disembah kaum Majusi,
sebagaimana di Mesir kuno dan di semua negeri dan agama lainnya. Ada ramalan
dalam semua kitab suci, bahwa matahari yang besar akan nampak di cakrawala dunia
ruhani.
Suatu kitab suci kuno “Buku Orang Mati” seperti yang kita
mengenalinya, tidak ditulis berbentuk aksara. Dalam studi penulisan adalah
penting untuk diingat, bahwa adalah pengertian yang paling luas, ini termasuk
baik tulisan ideografis maupun fonetis. Tulisan ideografis terdiri dari
penggunaan lambang yang mewakili obyek yang kelihatan atau ide yang terkait
dengan obyek tersebut.
Kemungkinan besar tulisan yang pertama itu benar-benar
ideografis. Dalam bahasa populer maka istilah ‘menulis’ terbatas pada menulis
alfabetis. Bila kita bicara mengenai tulisan Mesir kita jangan lupa bahwa dalam
masalah penulisan ini berarti sesuatu yang agak berbeda dengan yang biasa kita
fahami. “Buku Orang Mati” dari Mesir Kuno adalah lambang ideografis, arti tepat
dari simbol ini sulit dimengerti.
Perumpamaan dari bayangan khayali ini adalah: Bahwa
beberapa orang dengan selera dan profesi berbeda duduk di sebuah sudut taman.
Suara seekor burung mainan sampai kepada mereka. Atas hal itu seorang muslim
berkata, Lihatlah di sini, bahkan burung-burung memuji Penciptanya. Mereka
bernyanyi, ‘Terpujilah Yang Maha-terpuji’ ‘Terpujilah Yang Maha-terpuji’.
Seorang yang lain dari kepercayaan Hindu, dia berkata: ‘Dia menyanyikan Rama,
Sita, Dashrat; Rama, Sita, Dashrat. Orang ketiga, yang berkaitan dengan suatu
jabatan Kristiani meng-klaim, Dia menyanyi, Matius, Lukas, Markus; Matius,
Lukas, Markus. Sahabat keempat, yang menjadi pedagang besar, berteriak: tidak,
dia mendendangkan, berambang, bawang, wortel; berambang, bawang, wortel. Orang
kelima dari mereka yang adalah penjual rokok, dia berseru sekeras-kerasnya, Dia
bersiul,’Korek-api, cerutu, rokok; korek api, cerutu, rokok.
Orang keenam yang seorang pegulat berteriak, Kalian semua
salah. Dia memuji, hidup Hercules; hidup Hercules.
Seperti inilah kasus Egyptologi. Pertama dari semuanya
adalah nama kitab ini. Beberapa pakar membaca namanya “PAR-M-HRU” dan
menerjemahkannya PAR(datang) HRU(hari) M(dari) yakni:’Dari hari yang akan
datang’. Atas hal ini Dr.Pleyte berkata: Ini salah, ini berarti ‘Memancar keluar
dari hari’ dan Egyptologis Bruch Bey menerjemahkan ini ‘Kitab keluaran dari
hari’. Setelah itu seorang pakar Lefedure Maspro dan Reno menafsirkannya ‘Datang
memancar dari hari’. Atas hal ini James Churchward menulis dalam bukunya, “Lost
Continent of Mu”(hal.108) pembacaannya seharusnya adalah “PAR-MU-HRU”,
PAR(datang), HRU(matahari), Mu(yakni, Datangnya matahari Muhammad).
Saya telah memperbincangkannya panjang lebar dalam
makalah ini bahwa dalam Kitab Weda, Alkitab dan kitab suci Buddhis maka silabus
(kata singkatan) mistik OM, Ma-ra-natha, Emet dan Maitreya penuh mengandung ‘M’
yang Perkasa yakni Muhammad. Beberapa menyimpulkan: Ada dua ‘M’, dan yang lain
mengira di sana ada tiga ‘M’ (dalam Muhammad) sesuai dengan cara penulisannya.
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.