MARAKNYA gerakan pengkristenan terhadap umat Islam yang dilakukan
oleh para penginjil dengan segala cara, membuat Insan Mokoginta memeras otak.
Mantan Katolik China-Manado sebelumnya bernama Wenceslaus Mokoginta ini berpikir
keras, mengapa para misionaris yang mengaku sebagai pengikut Yesus itu getol
mengkristenkan umat Islam? Apakah Yesus beragama Kristen, dan apakah Yesus
mengajarkan Kristen?
Tergelitik dengan pertanyaan sederhana ini, Mokoginta menulis buku
“Mustahil Kristen Bisa Menjawab: Berhadiah Mobil BMW.” Buku berisi sepuluh
pertanyaan sayembara teologi ini disediakan masing-masing pertanyaan satu hadiah
uang tunai total 100 juta dan sebuah mobil BMW.
Kuis teologi berhadiah ini diawali dengan pertanyaan pertama, “Mana
pengakuan Yesus dalam Alkitab (Bibel) bahwa dia beragama Kristen?”
Mokoginta menjelaskan, semua pengikut Yesus pasti mengakui bahwa
mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara mereka bisa memberikan
bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Alkitab bahwa Yesus
beragama Kristen? Jika Yesus ternyata bukan beragama Kristen, lalu apa nama
agama Yesus yang sebenarnya? Karena dalam seumur hidupnya Yesus tidak pernah
tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama “Kristen” itu baru
muncul jauh setelah Yesus mati.
Reaksinya bisa ditebak, para pendeta kebakaran jenggot dengan kuis
teologi berhadiah tersebut. Dari kawasan Surabaya, Budi Asali, M.Div merasa
tersengat dengan tantangan Mokoginta. Reaksioner, pendeta dari Gereja Kristen
Rahmani Indonesia ini menulis buku tanggapan balik “Siapa Bilang Kristen Tidak
Bisa Menjawab?”
Dengan nada sinis, Budi Asali balik menyerang Mokoginta sebagai orang
bodoh. “Ini suatu pertanyaan bodoh dari orang sok pintar. Sudah barang tentu ia
(Yesus, pen.) tidak pernah mengakui hal itu, karena ia memang tidak beragama
Kristen.”
Anehnya, setelah menuduh orang lain sebagai orang bodoh yang sok
pintar, Pendeta Asali memamerkan sifat yang dituduhkan tersebut pada dirinya
sendiri dalam tulisan berikut:
“Sekalipun dalam sepanjang hidup Yesus, nama orang Kristen tidak
pernah ada, itu tidak berarti bahwa tidak mungkin Yesus yang memberikan nama
itu. Yesus bisa saja memberikan nama itu setelah dia bangkit dari antara orang
mati. Lebih-lebih, kalau kita meninjau Yesus sebagai Allah, maka kematian dari
manusia Yesus jelas tak menghalangi dia untuk memberi nama itu kepada para
muridnya” (hlm. 25).
Kalau pengandaian pendeta itu diterima mentah-mentah, bahwa setelah
mati disalib lalu dikubur, Yesus bangkit dari kubur untuk memberi nama “Kristen”
terhadap agamanya. Lantas, kenapa tidak ayat Bibel yang mengabadikan peristiwa
penting tersebut? Karena argumen ini tidak didasarkan pada ayat Alkitab, berarti
Apologi pendeta ini sangat tidak cerdas dan tidak ada rujukan ilmiahnya. Sebagai
orang yang gampang menuding orang lain bodoh dan sok pintar, semestinya Pendeta
Asali bicara masalah agama sesuai dengan dasar kitab suci. Jangan mengumbar
‘teologi khayalan’ yang hanya dilandasi praduga mentah belaka.
-
...Karena dalam keempat Injil dalam Bibel, tak sepatah kata “Kristen” pun terucap dari mulut Yesus. Bahkan kata “Kristen” dalam Bibel diungkapkan jauh setelah Yesus tidak ada di dunia...
Tantangan Mokoginta tersebut sebenarnya cukup beralasan dan ilmiah.
Karena dalam keempat Injil dalam Bibel, tak sepatah kata “Kristen” pun terucap
dari mulut Yesus. Bahkan kata “Kristen” dalam Bibel diungkapkan jauh setelah
Yesus tidak ada di dunia, sesuai dengan ayat berikut:
“Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah
bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama
dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di
Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kisah Para
Rasul 11:25-26).
Dalam buku Comparative Religions on File: Facts on File Library of
World History,” disebutkan bahwa Yesus lahir sekitar tahun 4 Sebelum Masehi dan
wafat sekitar tahun 29 Masehi. Sementara Paulus dan Barnabas memberi nama
“Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, sekitar tahun 42 M. Berarti agama
Kristen baru muncul sekitar 13 tahun setelah Yesus tidak ada di
dunia.
Di sinilah letak keistimewaan Islam dibandingkan Kristen. Sebagai
agama (din) yang haqq, Allah sendiri yang memberi nama dan meridhainya dalam
Al-Qur’anul Karim:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam” (Qs
Ali Imran 19).
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi” (Qs Ali Imran 85).
Ternyata Yesus Bukan Orang Kristen
Mengenai teka-teki agama yang dianut Yesus, Pendeta Budi Asali M.Div.
masih mau mengakui bahwa Yesus memang tidak beragama Kristen, melainkan beragama
Yahudi.
“Sebagai manusia, Yesus beragama Yahudi, dan ini terlihat dari fakta
dalam Alkitab bahwa ia memang menjalani semua upacara dan hukum-hukum Yahudi,
seperti disunat, merayakan Paskah Perjanjian Lama, merayakan hari-hari raya
Yahudi, berbakti di Bait Allah/sinagog, dsb.” (hlm. 26).
Tetapi, jawaban ini justru menimbulkan pertanyaan baru yang pelik.
Jika Yesus beragama Yahudi, kenapa para paus, pastur, pendeta, penginjil dan
orang awam lainnya yang mengaku sebagai pengikut Yesus itu beragama Kristen,
baik Katolik maupun Protestan? Kenapa mereka tidak beragama Yahudi seperti Yesus
yang mereka teladani?
-
...dalam praktiknya, doktrin agama Kristen yang ada saat ini sudah menyimpang dari ajaran agama yang dianut oleh Yesus...
Karena dalam praktiknya, doktrin agama Kristen yang ada saat ini
sudah menyimpang dari ajaran agama yang dianut oleh Yesus. Michael H. Hart dalam
penelitiannya menyebut Paulus sebagai aktor utama dalam penghancuran ajaran
Yesus dan terbentuknya ajaran Kristen beserta doktrin-doktrinnya:
“Paul, more than any other man, was responsible for the
transformation of Christianity from a Jewish sect into a world religion. His
central ideas of the divinity of Christ and of justification by faith alone have
remained basic Christian thought throughout all the intervening centuries. All
subsequent Christian theologians, including Augustine, Aquinas, Luther, and
Calvin, have been profoundly influenced by his writings. Indeed, the influence
of Paul’s ideas has been so great that some scholars have claimed that her,
rather than Jesus, should be regarded as the principal founder of the Christian
Religion” (Michael H. Hart, The 100, a Ranking of the Most Influential Persons
in History, p. 34-35)
(Paulus, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab terhadap
peralihan (transformasi) Agama Kristen dari sekte Yahudi menjadi agama besar
dunia. Ide sentralnya tentang keilahian Yesus dan pengakuan berdasar kepercayaan
semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya.
Belakangan semua teolog Kristen, termasuk Agustine, Aquinas, Luther dan Calvin,
semuanya terpengaruh oleh tulisan-tulisan Paulus. Sampai-sampai banyak sarjana
mengklaim bahwa Pauluslah yang menjadi pendiri agama Kristen, dan bukannya
Yesus).
Kenyataan ini pula yang merangsang Clayton Sullivan, seorang profesor
dan pendeta Gereja Baptis dari Mississippi untuk membersihkan ajaran Yesus dari
orang Kristen. Pemikiran itu dituangkannya dalam buku Rescuing Jesus from
Christians (Menyelamatkan Yesus dari Orang Kristen) yang diterbitkan oleh
Trinity Press International (2002).
Tak hanya itu, doktrin penebusan dosa manusia oleh kematian Yesus di
tiang salib pun digugat oleh rohaniawan Kristen sendiri. Uskup John Shelby Spong
dalam buku Why Christianity Must Change or Die menyerukan untuk mencabut doktrin
Yesus Juruselamat: “So we must free Jesus from the rescuer role.. Jesus
portrayed in the creedal statement ‘as one who, for us and for our salvation,
came down from heaven’ simply no longer communicates to our world. Those
concepts must be uprooted and dismissed” (p. 99).
(Oleh karena itu kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya
sebagai Juruselamat... Yesus yang digambarkan di dalam pernyataan keimanan
sebagai seseorang yang demi kita dan demi keselamatan kita, turun dari surga,
sudah tidak cocok untuk alam kita sekarang ini. Ajaran ini harus dicabut dan
disingkirkan).
-
...para pendeta dan penginjil aktivis pemurtadan itu harus berpikir seribu kali sebelum mengkristenkan umat Islam. Karena Kristen yang mereka perjuangkan itu bukanlah agama Yesus...
Walhasil, para pendeta dan penginjil aktivis pemurtadan itu harus
berpikir seribu kali sebelum mengkristenkan umat Islam. Karena Kristen yang
mereka perjuangkan itu bukanlah agama Yesus. Sebab jika misi itu bertentangan
dengan ajaran Yesus, maka di sorga kelak mereka pasti dihardik Yesus: “Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.