Zionis berasal dari kata "zion" yang memberikan arti Yerusalem
dan tanah Israel atau disebut dalam bahasa Yahudi Ezrat Yisrail. Doa mereka
menunjukkan kerinduan untuk menguasai Yerusalem sebagai tanah yang dijanjikan
serta obsesi untuk menguasai dunia setelah masa "diaspora" (terserak) ke seluruh
pelosok dunia. Doa mereka setiap hari:
"Bawalah kami yang terserak di
empat penjuru bumi menuju kedamaian dan pimpinlah kami menuju tanah kami.
Mahamulia Engkau oh Tuhan yang mengembalikan kami ke tanah zion." (Brings us in
peace from the four corners of the earth, and lead us upright to our land,
blessed are You, oh Lord, who returns his presence to zion)
.
Mereka ingin
mengumpulkan kembali seluruh kaum Yahudi yang terserak karena diaspora tersebut,
misalnya kaum Yidish (Yahudi Eropa), Ladino (Yahudi-Spanyol ), dan Aliya (Yahudi
Afrika).
Pada tahun 1895, di kota Bazel, Swiss, seorang pemimpin zionis
aliran keras, yaitu Theodore Hertzl mengadakan Kongres Zionis yang mengukuhkan
gerakan reformasi untuk menguasai dunia. Semboyan mereka adalah haskala, artinya
"pencerahan orang-orang Yahudi" (the Jewish enlightenment atau iluminasi).
Itulah sebabnya, kata "reformasi" dijadikan kata yang bertuah dan yang menyusup
ke seluruh sendi kehidupan manusia. Pada tahun 1903 dalam kongres berikutnya,
Theodore Hertzl menetapkan kembali the protocols of the elders of zion
('protokol untuk para anggota zion) sebagai garis besar gerakan zionisme yaitu:
mengukuhkan organisasi rahasia freemason sebagai pusat pengkaderan, pengembangan
jaringan (konspirasi), pusat infarmasi dan komando zionis, serta mengajak
memerangi agama-agama guna melapangkan jalan bagi rencana-rencana zionis dengan
cara antara lain, sebagai berikut:
1. Untuk menunjang gerakan yang
bersifat massal dan simultan, ditetapkan kepada anggota kongres agar
memperbanyak berdirinya organisasi-organisasi kemasyarakatan yang sejalan dengan
cita-cita freemason, tetapi dengan nama yang berbeda. Untuk menarik simpati,
mereka memperbolehkan orang-orang non-Yahudi (goyim) untuk menjadi pengurus dan
anggotanya. Sesuai dengan protokol ayat XV disebutkan, "Kita harus mengerahkan
segala daya upaya untuk melipat-gandakan pertumbuhan organisasi kemasyarakatan
di seluruh pelosok dunia, sebagai alat kontrol kepentingan kita bersama. Kita
harus merekrut orang-orang yang dianggap sebagai tokoh dan intelektual, sehingga
dengan intelektualitas dan ketokohannya dapat kita manfaatkan."
2.
Mempersempit peranan agama pada batas-batas ibadah dan selanjutnya
menghancurkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, anggota freemason harus
merekrut tokoh-tokoh masyarakat dari agama lain (non-Yahudi) dan mendirikan
organisasi-organisasi baru sebagai alat menghancurkan peran agama
tersebut.
3. Mengembangkan garis koordinasi freemason dengan berbagai
organisasi puncak yang terdiri dari: Organisasi Cahaya, Organisasi B'nai B'rith,
Organisasi Bahaiyah, dan Organisasi Saksi Jehovah.23
Mereka merekrut
orang-orang yang dianggap terbaik, sesuai dengan prinsip dasar freemason --the
grand principles of freemason-- sebagai berikut:
"Kelompok rahasia mason
tidak hanya merekrut seseorang menjadi anggota, tetapi menjadikan dan hanya
menerima anggota dengan kriteria sebagai manusia unggul, manusia yang
benar-benar istimewa. Kami menerima manusia unggul, membentuknya dengan cara
mengajar mereka untuk menjadi manusia yang unggul."
(The masonic lodges
of the world do not just take anyone and make him a mason, we only accept good
men, men who want to make difference in the world. We take good men and make
them better, better by teaching them).
Pada tahun 1897, yaitu dua tahun
setelah Kongres Zionis di Bazel, Swiss, didirikan organisasi yang paling
bergengsi di Amerika dengan nama Zionist Of America (ZOA) dengan tujuan
melakukan perekrutan, pengembangan, serta pemantauan segala aspek kegiatan di
seluruh dunia.
ZOA melakukan perekrutan intensif di kalangan pemuda dan
mahasiswa yang cerdas dan pilihan. Berbagai gerakan kepemudaan seperti: Hashomer
Hatzair; Kibbutz Hartzi; dan Tagar Masada.24 Dan untuk melatih para pemuda
masada (pemuda Yahudi), organisasi Yahudi Amerika membeli 500 hektar tanah dan
di atas tanah tersebut berdiri The ZOA Kfar Silver School yang terletak di dekat
kota Ashkelton.
Gerakan ZOA melalui jaringan rahasia freemason telah
menjadi ad-Dajal yang penuh dengan kepalsuan, licik, memikat, tetapi
menyesatkan. Bagaikan gurita, mereka memasuki seluruh unsur kehidupan. Membentuk
jaringan, saling menunjang, dan kadang-kadang dalam sebuah perencanaan besar
dapat pula saling mempertentang-kannya satu kelompok dengan yang lainnya
(politik belah bambu: tangan mengangkat, tetapi kaki
menginjak).
Freemason tidak hanya memasuki organisasi kemasyarakatan,
politik, dan birokrasi, tetapi juga memasuki bidang agama Di Inggris, mereka
mendirikan Concorde Club, Balfore Club, dan Eastern Sky Club. Dan di bidang
keagamaan, yang pertama kali mereka memasuki adalah agama Kristen, kemudian
berusaha untuk membuat berbagai paradoks, menimbulkan pertentangan, dan
keragu-raguan terhadap ajaran Kristen, sehingga terjadilah konflik diantara
penganut agama Kristen tersebut Sebagai contoh, didirikannya pertama kali di
Jerman satu sekte yang disebut "Saksi Jehovah" yang semula menyebut dirinya
sebagai "murid-murid Taurat" atau "orang suci akhir zaman". Pertentangan semakin
dikembangkan untuk menjaring para pemuda, dan lahir pula apa yang disebut dengan
sekte The Children of God, dan sekte-sekte lainnya.
Gerakan zionis
sungguh profesional dan direncanakan secara sangat matang dengan pendekatan
multidimensional, seluruh bidang keahlian dilibatkan, sehingga menambah
perkembangannya secara akseleratif. Isu-isu yang diketengahkannya, selalu isu
yang bersifat aktual dan sulit untuk digugat, karena menyentuh aspek kemanusiaan
(humanity) misalnya, hak asasi manusia, buruh, lingkungan hidup, persamaan hak
wanita; yang seluruhnya merupakan bagian integral dari misi seluruh agama. Cara
berpikir anggota freemason adalah logika universal yang menyentuh aspek
kebutuhan rohani manusia.
Pola pendekatan mereka adalah isu universal,
dukungan, dan politik, menyebabkan ribuan kaum intelektual dan anak muda yang
penuh gairah terperangkap dalam "pelukannya". Moto mereka yang aktual dan
membumi menyebabkan tidak adanya hambatan bagi gerakannya dalam mempengaruhi
seluruh perilaku budaya dan politik di setiap negara, khususnya bagi kaum
penindas. Zionis harus kreatif membuat berbagai isu dan organisasi untuk
memenuhi harapan akan datangnya "ratu adil atau Mesiah" yang
ditunggu-tunggu.
Telewash (Tel Aviv, London, dan Washington) adalah pusat
koordinat gerakan kaum zionis di mana seluruh informasi dan rencana gerakan
dipersiapkan untuk disebarkan ke seluruh pelosok muka bumi. Campur tangan
politik harus dilakukan secara intensif, bila perlu membunuh para pemimpin yang
melawan gerakan zionis dan menggulingkan pemerintahannya yang sah --coup d' etat
atau coup de grace.
Tidak ada kemelut di dunia yang tidak ada campur
tangan dari para zionisme dan Freemason. Revolusi Perancis serta pemancungan
kepala Raja Louis XVI di tiang Guilotine diakui oleh para sejarawan sebagai
rekayasa yang rapi dari gerakan kaum mason tersebut. Tumbangnya raja dan
berkobarnya revolusi merupakan rentetan panjang dari rasa dendam kaum mason
terhadap kerajaan dan gereja yang telah membunuh Jacques de Molay pimpinan The
Knight Templar dan sekaligus orang suci freemason yang menyandang gelar grand
master.
(And many French freemason, in conspiring against Louis XVI,
felt they were helping to implement Jacques de Molay's dying curse on the French
line --Baigent, hlm. 77).
Demikian juga dengan Revolusi Bolshevik di
Rusia. Puncaknya, pada tahun 1776, berupa revolusi yang mengantarkan kemerdekaan
Amerika sebagai puncak kemenangan zionis dan anggota freemason.
Gerakan
zionis freemason ini semakin menggurita dan memasuki kehidupan bangsa-bangsa di
muka bumi, dikarenakan bantuan dari jaringan seluruh konspirasi yang telah
berada di sudut dunia dalam bentuk lembaga internasional, multinasional, dan
organisasi-organisasi sosial profesional.
Mereka tidak pernah mengenal
henti untuk melakukan penelitian dan ikut campur tangan dalam segala hal.
Bahkan, mereka juga merekayasa berbagai biokimia yang diselundupkan secara
sangat rapi dan sulit diperdebatkan, misalnya menyusupkan mata-mata mereka ke
dalam tim perdamaian PBB --sebagaimana peristiwa penelitian senjata nuklir di
Irak-- menguasai perekonomian dan moneter internasional, memproduksi obat-obat
psikotropika untuk melumpuhkan mentalitas generasi muda, serta mengambangkan dan
memanfaatkan teknologi informasi.
Bahkan, menurut M. Fahim Amin, Rotary
Club dan Lions Club merupakan organisasi yang dibuat berdasarkan koordinasi para
anggota freemason. Rotary Club hanya merekrut orang-orang yang hebat, orang
orang yang diseleksi, tokoh atau figur masyarakat yang intelek, serta
profesional. Rotary Club juga telah merambah ke pelosok dunia, sama halnya
dengan Lions Club. Bila dilihat dari "luar", tidak ada yang aneh pada Rotary
Club dan Lions Club ini. Mereka adalah organisasi sosial yang sangat peduli
terhadap masalah kemanusiaan. Mereka memberikan sumbangan, bahkan bea siswa.
Padahal setelah diteliti secara mendalam, ternyata Rotary Club dan Lions Club
merupakan bagian dari jaringan zionis, karena dalam pertemuannya yang rutin,
mereka saling bertukar informasi dan saling mendukung antara sesama anggotanya.
Dan sebenarnya nafas "kemanusiaan" yang berada di dalamnya, ternyata tidak lain
adalah bahasa lain untuk "membunuh" gairah keagamaan, karena aspek keagamaan
haruslah bersifat personal atau hanya urusan pribadi masing-masing.
Bagi
orang awam, kedua organisasi tersebut tidak mempunyai misi apa pun kecuali
sebuah perkumpulan yang universal, peduli dengan kemanusiaan, dan ingin
memajukan kesejahteraan dan perdamaian tanpa membedakan ras dan
agama.
Untuk menyelamatkan umat dari cengkraman zionis, para fukaha
(ulama) mengeluarkan fatwa larangan orang-orang Islam untuk bergabung dengan
Rotary Club maupun Lions Club. Fatwa ini dikeluarkan tanggal 15 Juli 1978 dalam
muktamar yang diselenggara-kan di Mekah bertepatan dengan tanggal 10 Sya'ban
1398 H. Sedangkan fatwa larangan dikeluarkan pula oleh komisi fatwa al Azhar
tanggal 5 Mei 1985.
Larangan untuk bergabung dengan klub tersebut
ternyata tidak dikeluarkan oleh para fukaha dari kalangan Islam saja, namun juga
dilakukan pula oleh Dewan Agung Vatikan pada tanggal 20 Desember 1950. Bahkan,
tahun pada 1981 dikeluarkan larangan yang lebih keras dengan menyatakan bahwa
orang-orang yang bergabung dalam perkumpulan freemason atau organisasi lainnya
yang serupa merupakan sikap yang memusuhi gereja dan tidak menerima larangan
gereja (M. Fahim Amin, hlm.173).
0 komentar:
Post a Comment